LPM GELAR WORKSHOP ISO EOM 21001 : 2018 KE-5 : TENTANG MANAJEMEN RESIKO
Selasa dan Rabu, 7 dan 8 November 2023 Lembaga Penjamian Mutu IAIN Kediri melakukan workshop ISO 21001:2018 tentang menajemen resiko. Workshop ISO ini mendatangkan narasumber dari lembaga konsultan pendamping CV. Puspa Global Inti yaitu Professor Dr. Sugeng Listyo Prabowo, M.Pd., yang juga merupakan Guru Besar Bidang Manajemen Pendidikan di UIN Maliki Malang. Kegiatan yang bertempat di Aula TIPD ini dimoderatori oleh Sekretaris LPM yaitu Drs. Moh. Irfan Burhani, M.Psi. yang dihadiri 41 peserta perwakilan dari fakultas, lembaga, UPT dan unit kerja administrasi yang ada di IAIN Kediri. Workshop ini merupakan lanjutan dari workshop sebelumnya yang membahas tentang pembuatan manual mutu, pelatihan sistem manajemen mutu ISO 2001:2015 dan ISO 21001:2018, kebijakan mutu, sasaran mutu, injab, anjab, dan sekarang tentang manajemen mutu. Jadi, materi yang diberikan saling keterkaitan dalam ISO ini.
Di hari pertama, sesi pertama berlangsung mulai pukul 08.00 sampai pukul 12.00 yang diisi dengan penyampaian materi oleh narasumber tentang perlunya manajemen resiko dalam suatu organisasi. Manajemen resiko dulu menggunakan nama preventif resiko. Narasumber menjelaskan bahwa resiko muncul karena faktor eksternal yang tidak bisa kendalikan. Resiko dalam ISO merupakan dampak dari ketidakpastian. Ketidakpastian diakibatkan dari keadaan kurangnya informasi, pengetahuan dan pemahaman terhadap suatu peristiwa. Prinsip ISO ada sebelas, yang pertama, kedua dan ketiga harus dimiliki terutama oleh seorang pimpinan seperti fokus pada pembelajar dan stakeholder, kepemimpinan, dan kemampuan mengolah organisasi. Seorang pemimpin harus berpikir yang besar dan mampu melihat peluang dan resiko, ibarat memasukkan batu dalam botol yang didahulukan adalah batu besar lalu disusul batu kecil.
Narasumber juga menekankan bahwa manajemen resiko dan renstra harus saling berkaitan. Di dalam renstra terdapat analisis factor internal n dan eksternal yang mendasari kelogisan dari sasaran strategis dan target-target yang ingin dicapainya. Pemikiran berbasis resiko (Risk based thingking) merupakan hal yang sangat penting dalam mencapai efektifitas dari operasional Sistem Manajemen Resiko (SMM).
Diakhir penyampaian materi, narsum menyampaikan tentang tujuh cara untuk menghadapi resiko yaitu : (1) menghindari resiko dengan tidak melakukan (eliminasi), (2) Mengambil atau meningkatkan risiko untuk mengejar kesempatan, (3) Melepaskan sumber resiko, (4) Merubah kemungkinan, (5) Merubah konsekuensi, (6) Berbagi resiko dengan pihak lain, (7) Mempertahankan resiko dan harus ada kalkulasinya.
Sesi pertama setelah penyampaian materi, peserta dibagi tim untuk mempelajari dan membuat manajemen resiko yang ada di IAIN Kediri. Sesi kedua dimulai pukul 13.00 sampai pukul 16.00 yang diisi dengan diskusi dan tanya jawab tentang pembuatan Manajemen Resiko di IAIN Kediri. Untuk pembuatan Manajemen Resiko ada tiga bahan dasar yaitu Renstra, Perjanjiian Kinerja dan Sasaran Mutu. Hari kedua, sesi ketiga dan sesi keempat diisi dengan presentasi hasil perwakilan dari masing-masing ketua tim. Ketua tim bertanggung jawab untuk mengunggah hasil kerja tim di dalam google drive yang sudah disediakan oleh tim administrasi LPM. Alhamdulillah… selama dua hari dan empat sesi, pukul 16.00 acara Workshop ISO 21001:2018 telah selesai dan ditutup dengan penyampaian rundown acara workshop ISO selanjut tentang SOP. (Penulis:Ahmad Yani/Editor:Tim IT LPM)